NEWS
DETAILS
Senin, 07 Mar 2016 23:13 - Paguyuban Honda Kudus

 Federasi Balap Motor Internasional (FIM) telah mengonfirmasi perubahan pada sistem poin penalti jelang dimulainya gelaran MotoGP 2016 pada 20 Maret mendatang. Dalam pernyataan resmi mereka, joki kuda besi hanya akan dikenakan sanksi setelah mereka tercatat sudah mengumpulkan 10 poin penalti. 



"Hukuman empat atau tujuh poin, tidak lagi berlaku. Penalti poin akan terus melekat pada pembalap selama 365 hari. Namun, ketika pembalap itu telah mengumpulkan 10 poin penalti atau lebih dan menderita diskualifikasi. Maka 10 poin akan dikeluarkan dari yang sudah dikumpulkannya," demikian pernyataan resmi FIM seperti dikutipMotorsports, Rabu (2/3/2016). 

Sistem poin penalti lama sempat berada di bawah kritikan menyusul kontroversi sanksi yang dijatuhkan kepada Valentino Rossi di Valencia. Hal ini terjadi lantaran joki Movistar Yamaha terbukti bersalah melakukan tindakan yang merugikan pembalap lain, yakni Marc Marquez di Sepang, Malaysia. 

Dalam sistem lama yang sudah kedaluarsa tersebut dijelaskan bahwa setiap pembalap yang mencapai empat poin penalti akan mengawali balapan berikutnya dari posisi paling belakang. Sementara pembalap yang mencapai tujuh poin penalti akan mengawali balapan berikutnya dari pitlane. Sedang untuk sepuluh poin penalti akan dilarang tampil di balapan berikutnya.

Mengenai keselamatan pembalap selama mengaspal di lintasan balap juga menjadi topik pembahasan. Namun demikian, tidak ada perubahan yang terjadi di tubuh Race Direction. Mereka tetap mengemban tugas sebagai penanggungjawab utama atas keselamatan pembalap selama berlangsungnya balapan.

Race Direction juga tetap mempunyai kekuasaan untuk menjatuhkan sanksi atau penalti dengan mempertimbangkan sejumlah fakta. Ini termasuk pelanggaran misal, melewati batas kecepatan di pit lane, menyalip di bawah bendera kuning, dan sebagainya.

Kedepannya, beberapa persetujuan dijatuhkan oleh Race Direction atau beberapa pengurus/Stewards akan berkomunikasi kepada team yang bersangkutan dengan mengirim E-mail yang terjamin keamanannya. Konfirmasi penalti juga akan dimunculkan pada layar catatan waktu dan dipublikasikan kepada media.

Sekadar informasi, saat ini sirkus MotoGP sedang berada di Qatar untuk mempersiapkan tes pramusim terakhir yang rencananya akan berlangsung, hari ini. Bisa dikatakan, ini bakal dijadikannya sebagai ajang untuk lebih mengenal karakter ban Michelin. Sebab pada tes pramusim kedua di Sirkuit Phillip Island, tercatat ada 13 kecelakaan yang terjadi di Australia, akhir bulan lalu.

Federasi Balap Internasional (FIM) secara resmi mengubah hukuman penalti untuk pembalap MotoGP per musim 2016. Perubahan itu merujuk pada insiden Valentino Rossi dan Marc Marquez di Sirkuit Sepang, Malaysia.



Di Sirkuit Sepang, terlibat duel sengit sehingga Marquez terjatuh dari motornya. Rossi dianggap menendang Marquez sehingga The Doctor dihukum penalti tiga poin. Rossi pun harus memulai balapan dari posisi buncit di GP Valencia.

Mulai musim ini, pembalap hanya akan dikenakan sanksi penalti hingga 10 poin. Jikarider sudah mencapai jumlah penalti maksimal, maka hukuman berikutnya pembalap yang bersangkutan tidak boleh ikut satu race.

"Hukuman sebelumnya dengan empat sampai tujuh poin dan harus start dari posisi terakhir tidak berlaku lagi. Poin penalti akan terus direkam selama setahun musim balap dan akan diakumulasikan jika pembalap melakukan pelanggaran di musim yang sama," demikian pernyataan resmi FIM, dikutip Crash, Kamis (3/3/2016)

Pembalap yang terlibat perselisihan juga tidak dibenarkan membuat pernyataan ke publik terkait masalah individu di lintasan. Peraturan yang baru juga membebankan tim untuk tidak mengajak pembalap yang terkena hukuman itu, dalam acara-acara komersil selama musim. 

Hukuman bakal dijatuhkan langsung oleh panel dan steward yang bertugas dalamrace, atas temuan atau fakta. Adapun pembalap yang menerima hukuman dapat melayangkan banding ke Pengadilan Tinggi, selambat-lambatnya empat hari setelah kesimpulan panel dan steward.

RELATED
NEWS
TOP 5 NEWS
TWITTER
FACEBOOK