NEWS
DETAILS
Sabtu, 18 Jan 2020 14:21 - Honda Community

Tujuan dari berkomunitas umumnya untuk tetap menjalin silaturahmi dan menjaga persaudaraan antar sesama pengguna sepeda motor.

Lain halnya yang dilakukan pada komunitas Sangihe Tiger Club (STIC) yang tergabung dengan indukan Honda Tiger Club Indonesia (HTCI), yang sejak pertengahan tahun 2017 sepakat untuk menambah tujuan organisasi dengan lebih luas lagi yaitu, mencakup sosial kemasyarakatan dan kemanusian.

Komunitas yang memiliki sekretariat di Jln.Malahasa, Soataloara II, Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara ini, mengawalinya dengan menggelar bakti sosial dan pengobatan gratis di beberapa desa di Sangihe, yang bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sangihe, digalangi oleh dr. Steven Paparang yang juga member STIC.

Setiap kegiatan yang diadakan organisasi indukan dari HTCI ataupun Ikatan Motor Honda Sulut (IMHS) juga tetap diikuti. Bakti sosisl dan pengobatan gratis khususnya di desa-desa yang ada di pelosok dan sulit diakses fasilitas dan tenaga kesehatan tetap berjalan.

Hingga pada 28 Oktober 2018, bencana besar terjadi di di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah yaitu, gempa bumi, tsunami dan likuifaksi. STIC bergerak cepat mendirikan posko penggalangan bantuan utk bencana di sana.

Tak hanya itu, dengan dukungan pemerintah dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sangihe. Relawan STIC dan rombongan bertolak dari Manado ke Palu via darat dengan membawa 7 mobil berisi bantuan, 14 relawan STIC bermotor, 4 dokter, 4 perawat dan 1 apoteker.

“Jadi kami klorter pertama tim relawan Sangihe yang tiba di Palu, telah menempuh perjalanan selama tiga hari di Tahuna melalui laut dan jalanan dan tiba dengan selamat. Kami membawa sekitar 35 personil,” kata Paparang selaku ketua panitia tim relawan.

Bantuan yang mereka salurkan ini terdiri dari beras, minyak goreng, obat-obatan dan pakaian.

“Bantuan yang kami salurkan ini sebanyak 500 Kilogram (Kg) Beras, 100 Liter minyak goreng, sejumlah obat-obatan, dan juga bahan makanan serta pakaian layak pakai bagi korban bencana,” jelasnya.

Di tahun 2019 ini, STIC juga aktif dalam kegiatan lingkungan hidup, yaitu penanaman pohon dan bibit manggrove, pelepasan penyu dan bersih-bersih pesisir pantai.

Pada beberapa kesempatan STIC juga diundang untuk menjadi relawan dalam kegiatan di luar Sangihe seperti, Coral Triangle Day dan beberapa kegiatan lingkungan hidup di Sulawesi Utara.

STIC merupakan satu-satunya simpul relawan lingkungan hidup Sulut yang ada di Sangihe. Sehingga perah mendapat 2 penghargaan sekaligus dari kementrian Kelautan dan Perikanan serta dari Kementrian Lingkungan Hidup.

Komunitas yang berdiri pada 2 Mei 2009 ini Menjadi anggota tetap HTCI tahun 2011 dan bergabung dengan IMHS pada tahun 2016.

 

RELATED
NEWS
TOP 5 NEWS
TWITTER
FACEBOOK