NEWS
DETAILS
Jumat, 23 Oct 2020 09:26 - Honda Community

Asinan Betawi termasuk jajanan yang digemari banyak orang. Jika mencari asinan yang segarnya bikin melek, mampirlah ke Asinan Kamboja.

Lokasi kedai asinan ini ada di Jalan Taman Kamboja nomor 10, Rawamangun, Jakarta Timur. Di kedai asinan yang kerap disebut asinan Kamboja ini, ada dua jenis asinan, buah dan sayur. Masing-masing dibanderol Rp15 ribu. Nah, yang jadi favorit justru asinan sayur.

Asinan sayur H. Mansyur berkuah kental, terdiri dari irisan kol putih, daun selada, mentimun, taoge, potongan tahu putih yang lembut, dan taburan kacang tanah goreng. Di atasnya ada kerupuk merah jambu dan kerupuk mi kuning yang disiram kuah kacang cokelat tua yang encer dan asam.

Kata Yani, anak ke-7 dari sembilan anak H. Mansyur, bahan saus kacang ini simpel saja. Kacang tanah tumbuk asam cuka, garam, gula, dan cabai. Perpaduan komposisi bahan-bahan ini lah yang melahirkan rasa asam yang mendominasi asinan sayur.

Yang membuat asinan H. Mansyur khas Betawi, seperti dituturkan pakar kuliner William Wongso adalah proses pengawetan dengan merendam buah atau sayur dalam larutan air dan garam.

"Sebenarnya, kalau mau disebut asinan Betawi asli ya harus ada daun tekim. Sayuran yang diasinkan lalu diberi potongan tahu dan disiram kuah bumbu kacang," ujarnya.

Asinan sayur tidak terlalu pedas rasanya. Jika gemar pedas, Brader bisa menambahkan sambal campuran kacang, cabai hijau, dan oncom yang tersedia di meja.

Bagi yang menggemari rasa manis juga dapat menambahkan gula merah cair yang sekilas mirip kecap. Mau tambah kerupuk mi besar pun bisa.

Beralih ke asinan buah, rasanya asin manis sedikit pedas, kuahnya bening kemerahan. Isinya mulai dari bengkuang, mangga muda, kedondong, pepaya muda, nanas, dan ubi merah.

Buah-buahan di dalam asinan ini segar dan renyah dengan potongan yang cukup besar-besar.

Almarhum H. Mansyur, telah merintis usaha ini sejak 1970 silam. Kala itu ia menjajakan penganan khas Betawi ini di sekitar kawasan Taman Kamboja.

Satu dekade berlalu, ia mulai menetap, merintis usahanya di rumah. Meski sudah tak keliling kampung, banyaknya langganan tak membuat pendapatan H. Mansyur berkurang. Usahanya tumbuh terus, hingga kini diteruskan oleh anak-anaknya.

Hingga kini, kedai asinan ini masih ramai dan sangat digemari masyarakat sekitar. Pada akhir pekan, mereka bisa menjual hingga seribu porsi asinan per hari.

Brader bisa bayangkan betapa ramainya kedai ini. Sabar lah menanti pesanan di kala ramai, karena asinan diracik begitu pesanan diterima.

RELATED
NEWS
TOP 5 NEWS
TWITTER
FACEBOOK