NEWS
DETAILS
Minggu, 03 Dec 2017 21:15 - Honda Community

Secara garis besar busi alias peranti pematik api pada mesin bakar terbagi dua menurut karakternya, dalam bahasa bengkel disebut busi panas dan busi dingin, disebut seperti itu karena kedua busi tersebut diperuntukan untuk kondisi yang berbeda baik dari karakter mesin yang bergubungan dengan kapasitas dan kompresi ruang bakar dan suhu mesin dan disekitar mesin.

Busi Panas
Beberapa orang salah presepsi, sebutan busi panas bukan berarti busi ini diperuntukan untuk mesin yang cepat panas (ber-cc besar) atau di daerah panas macam pesisir pantai. Justru terbalik, busi panas yang ditandai dengan kode angka yang semakin tinggi ini diperuntukan untuk mesin yang cenderung dingin, bisa jadi karena kapasitas atau cc yang rendah, kompresi rendah juga pengaruh dari iklim di tempat mesin tersebut beroperasi, dalam hal ini didaerah dingin seperti pegunungan.

“Disebut busi panas, karena busi tersebut mempunyai sistem pendinginan yang lambat, sehingga kondisi busi saat mesin menyala selalu berada pada posisi idealnya,”  ungkap Sarwono Edhi, selaku Senior Analyst Technical Service Division PT AHM.

Busi panas ini membuat mesin sepeda motor mudah dihidupkan pada pagi hari di daerah bersuhu udara dingin, karena suhu mesin yang dingin dilawan oleh busi yang sudah alam posisi ideal. “Analoginya gampang saja, jika mesin sudah lama mati, akan lebih mudah menghidupkannya dengan menggunakan busi dari mesin yang baru saja dimatikan,” sambar Jawir dari bengkel motor RPM di bilangan Ciganjur, Jakarta Selatan.

Pendapat Jawir ada benarnya, karena busi dari motor yang baru saja dimatikan berada dalam suhu ideal. Namun perlu diperhatikan, sesuai karakternya yang cepat panas, busi ini akan cepat mati jika dipasang di mesin yang tidak sesuai dengan peruntukannya, gejala awalnya bisa di periksa dari warna di dioda atau ujung busi, jika berwarna putih pucat artinya  harus menurunkan angka busi aliasmengganti dengan busi dengan karakter lebih dingin.

Busi Dingin
Kebalikan dari mesin berkarakter ‘dingin’ penggunaan busi dengan kode angka lebih rendah ini. Diperuntukan untuk mesin-mesin berkompresi besar dan berkapasitas besar yang menyebabkan panas mesin tinggi. Ini biasanya karakter dari mesin-mesin korekan, dimana kinerja dari setiap komponen di ruang bakar sudah ditingkatkan sehingga komponen pengapian tidak perlu bersusah payah untuk menghasilkan ledakan.

“Pemakaian busi tipe ini juga berlaku di mesin standar tapi suhu udara lingkungan panas, seperti di pesisir pantai, tentu butuh busi yang cepat melepas panas,” ujar Jawir. Jika busi dingin dipakaikan pada mesin berkarakter dingin maka mesin tersebut akan sulit hidup, sekalinya hidup pembakaran tidak akan sempurna karena banyak uap bahan bakar yang tidak terbakar akhirnya menjadi kerak.

Sesuaikan Dengan Iklim
Bawaan standar sepeda motor yang beredar di Indonesia telah disesuaikan spesifikasi businya, dengan iklim rata-rata se-Nusantara, jika pakai merek NGK maka kodenya C7HSA, dan jika merek Denso akan dipatok U22FSU.
 
Tak ada salahnya settingan pabrik yang pukul rata tadi di buat lebih spesifik, contoh jika bro/sis tinggal di daerah dingin bisa coba mengganti busi dengan kode angka lebih rendah atau lebih kecil dari bawaannya, artinya dipilih busi dengan karakter panas. Dengan pemilihan busi yang tepat, mesin motor akan mudah hidup dan kerak di dalam ruang bakar menjadi minim karena pembakaran yang sempurna.

RELATED
NEWS
TOP 5 NEWS
TWITTER
FACEBOOK